Selasa, 17 Maret 2009

PROFIL IMUNOHISTOKIMIA ANTIOKSIDAN COPPER,ZINCSUPEROXIDE DISMUTASE (Cu,Zn-SOD) DAN JUMLAH SEL SPERMATOGENIK PADA JARINGAN TESTIS TIKUS YANG DIBERI TEP

Oleh: Ir. SUSSI ASTUTI, M.Si.
Lembaga Penelitian
Dibuat: 2009-03-17 , dengan 1 file(s).
Keywords: KEDELAI, TEPUNG, TESTIS TIKUS
Subject: TIKUS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi profit antioksidan Cu,Zn-
SOD set spermatogenik pada tubuli seminiferi testis tikus jantan yang diberi
tepung kedelai kaya isoflavon melalui deteksi secara imunohistokimia, (2) mengevaluasi jumlah set pada tiap tahap perkembangan set spermatogenik tubuli seminiferi testis tikus jantan yang diberi tepung kedelai kaya isoflavon dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin.

Penelitian dilakukan dalam 2 tahap. Pada penelitian Tahap 1 dilakukan
analisis kuantitatif senyawa isoflavon (HPLC) dan pengujian aktivitas antioksidan
(DPPH) terhadap tepung kedelai kaya isoflavon. Kandungan total isoflavon pada
tepung kedelai kaya isoflavon dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk
perlakuan pemberian tepung kedelai kaya isoflavon pada tikus jantan sesuai
dengan dosis yang telah ditetapkan.

Uji in vivo menggunakan tikus putih jantan strain Sprague Dawley umur
sapih (21 hari) yang mendapat ransum basal 'casein yang disusun secara
isonitrogen dan isokalori dengan kadar protein ransum sebesar 10%. Dua puluh
lima ekor tikus jantan strain Sprague Dawley dibagi dalam lima kelompok dan
mendapat tepung kedelai kaya isoflavon (TKI) pada berbagai tingkatan dosis,
yaitu : (1) 'Control, cekok aquades; (2) cekok TKI dosis isoflavon (IF) 1.5
mg/ekor/hari; (3) cekok TKI dosis IF 3 mg/ekor/hari; (4) cekok TKI dosis IF 4.5
mg/ekor/hari; dan (5) cekok TM dosis IF 6 mg/ekor/hari. Tepung kedelai kaya
isoflavon diberikan secara oral. Perlakuan diberikan selama dua bulan. Pada akhir
perlakuan, tikus jantan dikorbankan dengan dipatahkan tulang leher (dislocasio
cervicalis), kemudian dilakukan pengamatan terhadap profil antioksidan Cu,Zn-
SOD set spermatogenik pada tubuli seminiferi testis melalui deteksi secara
imunohistokimia, serta jumlah set pada tiap tahap perkembangan set spermatogenik tubuli seminiferi testis tikus jantan dengan pewarnaan
HematOksilin Eosin.

Data diolah dengan sidik ragam menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diuji.
Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, data yang menunjukkan pengaruh
nyata selanjutnya diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT).

Hasil analisis kuantitatif senyawa isoflavon pada TM dengan HPLC
menunjukkan kadar total isoflavon (daidzein, genistein, dan glisitein) sebesar
2.35g/100g(bk) dan memiliki aktivitas antioksidan sebesar 54.19%. Hasil uji in
vivo menunjukkan bahwa dosis isoflavon 1.5 mg/ekor/hari merupakan dosis
optimum yang menghasilkan kandungan Cu,Zn-SOD pada sel spermatosit dan
spermatid awal serta total sel spermatogenik pada tubuli seminiferi tertinggi.
Dosis isoflavon 4.5 mg/ekor/hari dan 6 mg/ekor/hari menimbulkan gangguan
akibat sifat estrogen agonis dan menghasilkan kandungan Cu,Zn-SOD sel
spermatosit dan spermatid awal serta total sel spermatogenik pada tubuli seminiferi
testis yang paling rendah.

Hubungi kami:

DL Name: Lampung University Library

PublisherID: LAPTUNILAPP

Organization: Lampung University

Contact: Perpustakaan Universitas Lampung

Address: Jl.Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1

City: Bandar Lampung

Region: Lampung

Country: Indonesia

Phone: 62-721-706352

Fax: 62-721-706351

Admin Email: dedi[at]unila.ac.id

CKO Email: library[at]unila.ac.id

Sumber : http://digilib.unila.ac.id/go.php?id=laptunilapp-gdl-res-2009-irktutmurn-1449